Prakiezta - Roxxxy merupakan robot bercinta yang akhirnya mulai menjadi tren. Sejumlah pakar menilai, Roxxxy akan mendorong kemajuan industri bisnis boneka esek-esek.

Roxxxy adalah robot seks pertama yang memiliki fitur kecerdasan buatan . Dia berat 60 pound.


Dilansir Mashable, Rabu (16/9/2015), Pengembang Abyss Creations, yang menjual mainan esek-esek pria dan wanita, kini mulai memperkenalkan perangkat elektronik ke produknya.
Sementara, True Companion membanggakan program mereka mengembangkan “robot alat bantu hubungan intim pertama di dunia” dan berjanji untuk meluncurkan boneka pertamanya, Roxxxy, akhir tahun ini.

Chief Executive perusahaan ini, Douglas Hines, percaya ada kebutuhan nyata untuk produk seperti Roxxxy. “Kami tidak menggantikan istri atau mencoba untuk mengganti pacar. Ini adalah solusi bagi orang-orang yang berpisah atau seseorang yang telah kehilangan pasangan,” ujarnya.

Versi pertama Roxxxy, yang akan dijual seharga US$7.000 (Rp100 juta), telah dipesan ribuan orang, menurut Hines.

“Penggunaan teknologi seperti ini tidak perlu dan tidak diinginkan,” kata pemimpin kampanye, Dr Kathleen Richardson, sebagaimana dilansir JIBI/Kabar24 dari laman BBC, Selasa (15/9/2015).

Boneka semacan ini ada di pasar belakangan memang menjadi semakin canggih. Beberapa produsen berharap bisa segera membangun kecerdasan buatan ke dalam produk mereka. Sebagian praktisi mengatakan ada kebutuhan untuk robot tersebut di pasar.

Richardson, seorang pakar etika robot di De Montfort University di Leicester, menolak kecenderungan ini. Dia mengaku, ingin meningkatkan kesadaran tentang masalah ini, dan membujuk konsumen dan produsen robot seks untuk memikirkan kembali bagaimana teknologi digunakan.

“Robot esek-esek tampaknya menjadi fokus yang berkembang di industri robotika dan model-model yang mereka gambarkan – bagaimana mereka akan terlihat, peran apa yang akan dimainkan – memang sangat mengganggu,” katanya.

Dia percaya bahwa mereka memperkuat stereotip tradisional perempuan dan pandangan bahwa sebuah hubungan tidak lebih dari fisik.

“Kami berpikir bahwa penciptaan robot tersebut akan memberikan kontribusi untuk hubungan merugikan antara pria dan wanita, dewasa dan anak-anak, pria dan pria serta wanita dan wanita,” katanya.

Advertisement

Next
This is the most recent post.
Previous
Posting Lama

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top